Kamis, 22 November 2018

Kitab al-Hikam (Pasal 87): Orang Mukmin Sibuk Memuji Allah dan Lupa dengan Dirinya Sendiri

Kitab al-Hikam Terjemah (Buku Kedua).

Al-Hikam (Pasal 87)
1. Orang mukmin disibukkan dengan memuji Allah sehingga lupa menyanjung diri sendiri. Ia juga disibukkan dengan menunaikan kewajiban kepada Allah sehingga tidak ingat kepada kepentingan dirinya.

(Ibnu Atha'illah al-Iskandari).

MUKMIN YANG SEMPURNA adalah mukmin yang selalu disibukkan dengan puji-pujian terhadap sifat-sifat indah Allah sehingga ia tidak bangga dengan sifat-sifat baik dirinya. Jika ia berkata, "Saya sudah shalat dan puasa," lalu menisbatkan semua amal terpuji itu kepada dirinya, berarti ia belum menjadi mukmin sesungguhnya karena sebenarnya, kedua amal itu perbuatan Allah. Sementara itu, manusia hanyalah media penampakannya. Oleh karena itu, tak ada gunanya memuji manusia yang kemampuannya hanya menampakkan perbuatan Allah. Seharusnya, ia memuji pelaku sesungguhnya, yaitu Tuhan Yang Maha Memberi dan Menganugerahi.

Mukmin yang sejati tidak akan menisbatkan perbuatan baik dan ahwâl-nya kepada dirinya sendiri dan tidak pernah memandang dirinya atau mengagungkannya. Mukmin sejati adalah mukmin yang merasa hampa dari semua perbuatan dan ahwâl tersebut karena menisbatkannya kepada pelaku sesungguhnya dan sumber utamanya, yaitu Allah swt.

Mukmin sejati juga lebih disibukkan oleh menunaikan hak-hak Allah daripada menunaikan hak-hak dirinya. Bahkan, ia tidak pernah mengingat keuntungan pribadinya sama sekali. Ia menyembah Allah karena Dzat-Nya, bukan karena mengharap surga-Nya atau ingin selamat dari neraka-Nya.

Sumber: Kitab al-Hikam Terjemah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar