Kamis, 22 November 2018

Kitab al-Hikam (Pasal 88): Konsekuensi Pencinta Sejati

Kitab al-Hikam Terjemah (Buku Kedua).

Al-Hikam (Pasal 88)
1. Pencinta bukanlah orang yang mengharapkan imbalan atau upah dari kekasihnya. Sejatinya, pencinta adalah yang mau berkorban untukmu, bukan yang menuntut pengorbanan darimu.

(Ibnu Atha'illah al-Iskandari).

PENCINTA SEJATI bukanlah orang yang mengharapkan imbalan dari kekasihnya atas pengorbanan yang diberikannya. Ia tidak berniat mengharap surga dan selamat dari neraka dengan amal saleh yang dilakukannya atau tidak meminta upah berupa materi duniawi dan ukhrawi atas amalnya itu.

Pencinta sejati adalah orang yang mau berkorban untukmu, bukan orang yang menuntut pengorbanan darimu. Sesungguhnya, cinta sejati adalah selalu mengenang sifat-sifat kekasihnya di dalam hati sehingga pada diri pencinta tak ada keinginan sama sekali untuk menoleh kepada selain kekasihnya. Siapa yang menyembah Allah untuk mengharap surga-Nya, berarti ia tidak mencintai Allah, tetapi hanya mencintai surga-Nya.

Sumber: Kitab al-Hikam Terjemah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar