Minggu, 25 November 2018

Kitab al-Hikam (Pasal 103-104): Karamah-karamah yang Diberikan kepada Hamba-Nya

Kitab al-Hikam Terjemah (Buku Kedua).

Al-Hikam (Pasal 103)
1. Allah memuliakanmu dengan tiga jenis kemuliaan. Pertama, Dia menjadikanmu berzikir mengingat-Nya. Andai tidak ada karunia-Nya, tentu kau tidak layak untuk berzikir mengingat-Nya. Kedua, Dia menjadikanmu dikenal lantaran Dia menisbatkan zikir tadi kepadamu. Ketiga, Dia menjadikanmu disebut-sebut di sisi-Nya sehingga nikmat-Nya padamu menjadi sempurna.

(Ibnu Atha'illah al-Iskandari).

TUHAN--YANG MEMBUATMU menyaksikan-Nya, lalu menyuruhmu menyaksikan-Nya--telah memuliakanmu sehingga kau selalu berzikir kepada-Nya dengan lisanmu, beribadah kepada-Nya, dan mendekati-Nya dengan hati dan batinmu. Allah memuliakanmu dengan tiga karamah yang dengannya kau menghimpun semua sebab kebanggaan dan sifat-sifat terpuji.

Pertama, Allah menjadikanmu berzikir kepada-Nya dengan lisanmu dan dengan ibadah lahir dan batinmu. Sekiranya bukan karena karunia-Nya, niscaya kau tidak akan layak disebut-sebut Allah karena kau tercipta untuk selalu kurang, malas, dan enggan. Oleh karena itu, zikirmu kepada-Nya adalah karunia dan anugerah-Nya yang besar kepadamu. Memangnya, siapa dirimu sampai dianggap layak untuk berzikir kepada-Nya, taat, dan bergantung kepada-Nya?.

Kedua, Allah menjadikanmu dikenal orang, yakni kau akan disebut-sebut manusia sebagai wali Allah, makhluk pilihan-Nya, dan ahli zikir kepada-Nya. Di sini Allah akan memasukkan keistimewaan-Nya pada dirimu, yaitu berupa cahaya-cahaya zikir yang menerangi lahir dan batinmu sehingga kau memiliki keistimewaan itu dan menjadi makhluk pilihan-Nya. Keistimewaan itulah yang mendorongmu untuk selalu berzikir dan mengingat-Nya.

Orang yang mendapatkan sedikit pemberian dari seorang raja saja biasanya terdorong untuk selalu mengingat kebaikan raja tersebut. Ia akan bahagia, selalu mengingatnya, dan selalu menjaga nama baiknya. Lantas, bagaimana sekiranya kau mendapatkan karunia agung dari Tuhan, Raja seluruh alam semesta, sehingga kau selalu disebut-sebut di sisi-Nya dan dikenal di tengah-tengah kaum mukmin hingga akhir zaman?.

Tengok misalnya para ulama dan orang-orang saleh yang banyak berzikir kepada Allah. Saat mereka meninggal, pujian terhadap mereka akan terus terngiang. Namanya selalu disebut orang dan tak sedikit yang mendoakan.

Ketiga, Allah menjadikanmu disebut-sebut di sisi-Nya. Kondisi ini sesuai dengan hadis qudsi, "Siapa yang mengingat-Ku dalam dirinya, Aku pun akan selalu mengingatnya dalam diri-Ku. Siapa yang berzikir mengingat-Ku di satu tempat, Aku akan mengingatnya di satu tempat yang lebih baik daripada tempatnya itu." Allah menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu dengan menyebut-nyebut namamu di sisi-Nya.

Allah swt. berfirman, "Dan sesungguhnya mengingat Allah (zikrullah) adalah lebih besar." (QS. al-'Ankabût [29]: 45). Ada yang berpendapat bahwa makna zikrullah pada ayat di atas adalah "ingatan Allah", bukan "mengingat Allah". Artinya, ketika hamba mengingat-ingat nama Allah, Allah akan jauh lebih mengingat-ingat hamba tersebut.

Al-Hikam (Pasal 104)
2. Tidak sedikit umur yang panjang, namun kurang manfaat. Tidak sedikit pula umur yang pendek, namun penuh manfaat.

(Ibnu Atha'illah al-Iskandari).

BANYAK ORANG yang berumur panjang, tetapi manfaatnya sedikit, seperti halnya umur orang-orang yang lalai dari Allah dan hanya sibuk memikirkan nafsu syahwatnya. Walaupun umur mereka panjang, hakikatnya pendek karena kurang bermanfaat.

Banyak pula orang yang berumur pendek, tetapi manfaatnya banyak. Sekalipun umur tersebut terlihat pendek, hakikatnya amat panjang karena banyak manfaatnya. Itulah makna keberkahan dalam umur.

Faedah umur tidak mesti sejalan dengan panjangnya umur karena terkadang pemilik umur pendek mendapatkan manfaat dan faedah lebih banyak daripada yang umurnya lebih panjang.

Sumber: Kitab al-Hikam Terjemah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar