Kitab al-Hikam Terjemah.
Ibnu Atha'illah berkata dalam surat yang di tulis untuk sahabat-sahabatnya:
Surat ke-17....
Bait Surat ke-17.
Abu Bakar ash-Shiddiq ra. telah berkata kepada Aisyah ra. ketika Allah menurunkan ayat yang menerangkan kesucian Aisyah dari tuduhan-tuduhan orang munafik, "Hai Aisyah, bersyukurlah (berterimakasihlah) kepada Rasulullah." Jawab Aisyah, "Demi Allah, aku tidak akan bersyukur melainkan kepada Allah." Di sini, Abu Bakar menunjukkan kepada Aisyah tingkat kedudukan yang lebih sempurna, yaitu maqâm keabadian yang tetap mengakui adanya makhluk. Allah telah berfirman, "Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua ayah-bundamu." Rasulullah saw. juga pernah bersabda, "Tidak bersyukur kepada Allah orang yang tidak berterima kasih terhadap sesama manusia." Akan tetapi, ketika itu, perasaan Siti Aisyah ra. sedang tenggelam dalam lautan cahaya Ilahi sehingga ia lupa terhadap semua makhluk dan tidak melihat sesuatu, kecuali dzat Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa.
(Ibnu Atha'illah al-Iskandari).
KETIKA DITANYA tentang sabda Rasulullah saw., "Dan cahaya mataku ditetapkan dalam shalat," Ibnu Atha'illah menjawab, "Cahaya mata adalah metafor dari kebahagiaan yang sangat dan kenikmatan yang tak terhingga. Seakan beliau bersabda, 'Kebahagiaanku yang paling puncak dan kenikmatanku yang paling tinggi ada dalam shalat,' karena saat shalat, Rasulullah hanya melihat Tuhan."
Lantas, apakah hal itu berlaku khusus hanya pada diri beliau ataukah bisa pula berlaku pada selain beliau?.
Ibnu Atha'illah menjawab, "Sesungguhnya, cahaya mata (qurratul 'ain) bisa diraih dengan syuhûd atau dengan melihat Allah swt. dan keindahan-Nya."
Jika ada orang yang berkata, "Ada kalanya kesenangan (cahaya mata) itu dikarenakan shalat (dengan shalat) sebab shalat adalah karunia Allah dan datang dari sumbernya langsung. Bagaimana mungkin beliau tidak senang dengan shalat dan bagaimana mungkin shalat tidak menjadi puncak kesenangan beliau, sedangkan Allah telah berfirman, 'Katakanlah, hanya dengan (karena) karunia dan rahmat Allah itulah mereka harus bergembira?'" Jawaban yang tepat atas pernyataan tersebut adalah, "Ketahuilah bahwa ayat di atas justru menjadi jawaban atas pertanyaan tersebut. Itu sangat jelas bagi orang yang memperhatikan rahasia kalimatnya. Allah berfirman, 'Maka dengan itulah, mereka harus bergembira.' Seakan Dia berkata, 'Katakan kepada mereka supaya mereka bergembira dengan pemberian dan karunia itu.' Sebagaimana firman-Nya dalam ayat lain, 'Katakanlah: Allah, kemudian biarkan mereka dalam kesibukan mereka berkecimpung.'"
Shalat merupakan karunia Allah yang terbesar untuk hamba-Nya, sebagaimana tersebut dalam sabda Nabi saw. Tak ada pemberian yang lebih baik bagi seorang hamba di dunia daripada diizinkannya ia untuk shalat dua rakaat. Hal itu dikarenakan, shalat adalah media kontak langsung antara hamba dengan Allah dan tempat hamba untuk bertemu, bercakap-cakap, dan ber-khalwat dengan-Nya. Di dalam shalat itu, seorang menyatakan kehambaannya, kerendahan, kehinaan, hajat, dan kebutuhannya kepada Tuhannya.
Sumber: Kitab al-Hikam Terjemah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar