Kitab al-Hikam Terjemah.
Ibnu Atha'illah berkata dalam surat yang di tulisnya untuk sahabat-sahabatnya:
Surat ke-14....
Bait Surat ke-14.
(Kelompok kedua) ahli hakikat yang telah melupakan makhluk karena langsung melihat kepada Allah. Ia juga lupa sebab-musabab karena teringat kepada yang menentukan sebab. Dia adalah hamba yang menghadapi hakikat. Pada dirinya tampak nyata terang cahayanya. Ia sedang berjalan pada jalannya dan telah sampai pada puncaknya. Hanya saja, ia tenggelam di alam cahaya sehingga tidak kelihatan bekas-bekas kemakhlukannya. Ia lebih banyak lupa pada alam daripada ingatnya, lebih sering bertemu dengan Allah daripada renggangnya, lebih banyak kefanaannya daripada keabadiaannya, dan lebih sering lupa pada makhluk daripada ingatnya.
(Ibnu Atha'illah al-Iskandari).
INI ADALAH kelompok kedua, yakni ahli hakikat yang telah melupakan makhluk dengan menyaksikan Allah langsung (melihat kepada Allah). Ia tidak merasakan kehadiran makhluk dan tidak pernah menoleh ke arah mereka. Ia juga amat mengabaikan sebab-sebab sehingga tidak menganggap apa pun amal perbuatan mereka. Ia hanya melihat sebab dari segala sebab, yaitu Allah swt. Orang seperti ini adalah hamba yang menghadapi hakikat yang nyata, yaitu Allah swt. karena ia hanya melihat kepada-Nya. Cahaya hakikat itu terpancar kepadanya. Ia hanya berjalan pada jalan ahli tarekat dengan menganggapnya sebagai pangkal. Ia telah sampai pada puncaknya.
Walaupun kelompok kedua ini (ahli tarekat) amat sempurna dibandingkan kelompok pertama (orang lalai), ternyata ia masih kurang dibandingkan orang yang lebih sempurna darinya, yaitu ahli makrifat.
Oleh sebab itu, Ibnu Atha'illah berkata, "Hanya saja, ia tenggelam di alam cahaya." Alam cahaya juga dapat diartikan lautan tauhid. Ia tenggelam dalam lautan tauhid sehingga kebendaan telah redup dalam pandangan mata batinnya, demikian pula semua hamba dan segala perantara. Ia tidak pernah mau melihat dan merasakan semua itu. Lupanya terhadap alam lebih banyak daripada ingatnya. Perjumpaannya dengan Allah lebih sering daripada renggangnya. Kefanaan dirinya karena melihat Allah lebih besar dibandingkan keabadiannya karena melihat makhluk. Lupanya terhadap makhluk lebih besar daripada ingatnya kepada mereka.
Sumber: Kitab al-Hikam Terjemah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar