Kitab al-Hikam Terjemah.
Berikut adalah doa yang dipanjatkan oleh Ibnu Atha'illah al-Iskandari beserta sedikit penjabaran mengenai doa yang beliau panjatkan :
Bait doa ke-14.
Tuhanku, kebaikan seseorang masih saja dianggap keburukan maka bagaimana mungkin keburukannya tidak dianggap keburukan? Kebenaran seseorang masih saja dianggap kebohongan maka bagaimana mungkin kebohongannya tidak dianggap kebohongan?.
(Ibnu Atha'illah al-Iskandari).
TUHANKU, siapa yang amal salehnya masih menyimpan kekurangan dan kesalahan karena sering dicemari rasa ujub dan Riya' sehingga amal itu nampak di mata manusia, sedangkan di mata Allah dianggap keburukan dan kekurangan, maka bagaimana mungkin kesalahan-kesalahannya yang lain tidak menjadi keburukan dan kesalahannya?.
Siapa yang hakikat, ilmu, dan pemahamannya hanya pengakuan belaka, maka bagaimana mungkin pengakuannya tentang hal lain tidak menjadi sekadar pengakuan palsu semata?.
Di sini Ibnu Atha'illah berkata, "Dalam berbagai keadaan, aku selalu merasa kekurangan pada diriku dan mengharap ampunan Allah. Tak satu pun kondisi yang ku alami di dalamnya aku merasa sempurna."
Hikmah ini menjelaskan bahwa kesempurnaan di mata hamba sebenarnya adalah kekurangan di mata Allah. Apalagi jika yang tampak di mata hamba adalah kekurangan, bagaimana di mata Allah?.
Sumber : Kitab al-Hikam Terjemah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar