Kitab al-Hikam Terjemah.
Berikut adalah doa yang dipanjatkan oleh Ibnu Atha'illah al-Iskandari beserta sedikit penjabaran mengenai doa yang beliau panjatkan:
Bait Doa ke-2.
Tuhanku, akulah hamba yang bodoh dalam ilmu pengetahuanku ini maka bagaimana aku tidak lebih bodoh lagi dalam hal-hal yang aku masih bodoh dan tidak mengetahuinya?.
(Ibnu Atha'illah al-Iskandari).
TUHANKU, dalam keadaan berilmu saja aku tetap bodoh karena ilmu yang ku ketahui itu amat sedikit, bahkan seperti tidak ada sama sekali. Ilmu merupakan perkara baru. Perkara baru pasti akan hilang. Bagaimana mungkin aku tidak bodoh saat aku sedang benar-benar bodoh? Tentu betapa bodohnya aku ketika itu.
Maknanya, sifat dasar seorang hamba adalah kekurangan, sedangkan kesempurnaan merupakan perkara baru (hadits) bagi seorang hamba. Sesuatu yang baru pasti memiliki kekurangan.
Ungkapan ketertundukan dan kerendahan diri dalam doa Ibnu Atha'illah ini tak lain agar doanya lebih cepat dikabulkan. Sahal bin Abdullah berkata, "Tidaklah seorang hamba menampakkan kefakiran dan kebutuhannya kepada Allah saat berdoa atas terjadinya sesuatu yang menimpanya, kecuali Allah akan berkata kepada para malaikat-Nya, 'Sekiranya ia tahan menghadapi suara-Ku, niscaya akan Ku jawab doanya dengan labbaik.'"
Sumber: Kitab al-Hikam Terjemah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar