Kitab al-Hikam Terjemah (Buku Pertama).
(Pasal 47)
1. Amal sedikit dari hati yang zahid tidak bisa dikatakan sedikit. Amal banyak dari hati yang tamak tidak bisa dikatakan banyak.
SEORANG ZAHID adalah orang yang tidak bergantung pada dunia. Amalnya, walaupun secara kasat mata tampak sedikit, secara maknawi amatlah banyak karena terbebas dari cacat dan kekurangan yang membuat amal itu tidak diterima, seperti berniat Riya', pura-pura di hadapan manusia, mengharap keuntungan duniawi, atau tanpa kehadiran hati di hadapan Tuhan.
Sementara itu, amal yang bersumber dari hati yang tamak terhadap dunia, walaupun secara kasat mata amal itu terlihat banyak, secara maknawi amal itu dianggap sedikit karena tidak terbebas dari hal-hal yang mengotori dan mengurangi nilainya.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, "Dua rakaat (shalat sunnah) dari seorang zahid yang alim lebih baik daripada ibadah para 'abid dan mujtahid sepanjang hidup mereka."
(Pasal 48)
2. Sebaik-baik amal adalah amal yang dihasilkan dari sebaik-baik ahwal (keadaan batin) dan sebaik-baik ahwal adalah yang dihasilkan dari kemapanan maqam-maqam yang diraih.
(Ibnu Atha'illah al-Iskandari).
AMAL TERBAIK adalah amal yang terbebas dari faktor-faktor yang membuat sebuah amal tidak diterima, seperti Riya' dan mengharap keuntungan duniawi. Amal yang lebih baik lagi adalah amal yang dikerjakan dengan hati yang senantiasa hadir di hadapan Allah dan tidak peduli dengan bisikan-bisikan setan.
Ahwal (keadaan batin) terbaik adalah ahwal yang tergambar dalam bentuk sikap zuhud terhadap dunia dan ikhlas kepada Allah. Misalnya, dengan meniatkan amal untuk 'ubudiyyah kepada-Nya semata, bukan untuk mencari pahala. Ahwal ini didapat dari kemapanan maqam-maqam yang diturunkan ke dalam hati yang bentuknya berupa makrifat Ilahiah yang menyebabkan seseorang mengabaikan segala keinginan, baik itu keinginan masuk surga maupun keinginan selamat dari neraka.
Jika seorang murid berhasil meraih itu, ia akan merasa melihat Tuhannya dengan hatinya. Dengan begitu, dalam amalnya, ia tidak berharap selain Allah. Buahnya, amalnya akan terbebas dari segala faktor yang mrmbuat amal tidak diterima. Hikmah ini merupakan dalil dan penegas hikmah sebelumnya.
Karena sifat-sifat terpuji, biasanya, tidak tumbuh kecuali dari banyaknya zikir, Ibnu Atha'illah menyampaikan demikian.
Sumber : Kitab al-Hikam Terjemah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar