Selasa, 04 September 2018

Kitab al-Hikam (Pasal 11) : Kemasyhuran Sangat Membahayakan Seorang Murid

Kitab al-Hikam Terjemah (Buku Pertama).

(Pasal 11)
1. Kuburlah dirimu di tanah kerendahan karena sesuatu yang tumbuh tanpa dikubur (ditanam) hasilnya kurang sempurna.

(Ibnu Atha'illah al-Iskandari).

MAKSUD "TANAH KERENDAHAN" adalah tanah dimana popularitas tak tumbuh subur. Maksud "kuburlah dirimu disana" adalah kau tidak usah menempuh sebab-sebab popularitas, seperti menawarkan dirimu untuk sebuah jabatan yang membuatmu terkenal. Seandainya kau terpaksa terkenal, kau harus merendah hati dan jangan mencari kedudukan tertentu. Jangan memandang jabatan yang sedang kau sandang sebagai hal yang besar. Yakinlah bahwa kebaikan akan kau dapatkan saat kau meninggalkan itu semua. Namun, jangan kau tinggalkan semua itu, kecuali atas bimbingan gurumu atau izin Tuhanmu.

Ibnu Atha'illah memberi contoh tentang hal itu dengan ungkapan, "sesuatu yang tumbuh tanpa dikubur (benihnya) hasilnya kurang sempurna." Maksudnya, benih yang ditanam dalam-dalam hanya akan tumbuh lemah, kering, dan tidak bisa dimanfaatkan. Bahkan, mungkin benih itu akan mudah dimakan oleh burung atau binatang lain sebelum tumbuh menjadi tanaman.

Demikian pula seorang salik, jika ia mencari-cari popularitas di awal, jarang yang berhasil di akhir. Semakin ia merendahkan diri maka maqam ikhlas akan semakin cepat diraihnya. Bila sejak awal ia mendasari segala urusannya atas sikap menjauh dari mahluk, tidak mau dikenang, tidak suka popularitas, dan memilih untuk bersama Tuhannya, ia akan bersama Tuhannya. Jika Tuhan berkehendak, Dia akan memunculkannya dan menjadikannya terkenal. Jika tidak, Dia akan menutupinya dan membuatnya tidak terkenal.

Abu al-Abbas rahimahullah berkata, "Siapa yang menginginkan popularitas, ia adalah budak popularitas. Siapa yang mencintai para penguasa, ia akan menjadi budak penguasa. Siapa yang menyembah Allah, baginya sama saja, terkenal ataupun tidak."

Sumber : Kitab al-Hikam Terjemah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar